OVO, layanan dompet elektronik yang beroperasi di Indonesia, telah mengalami perubahan kepemilikan yang signifikan sejak didirikan pada tahun 2017. Awalnya, OVO didirikan oleh Lippo Group dan mulai beroperasi dengan izin e-money dari Bank Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran kepemilikan yang menarik.

Pada Desember 2017, Tokyo Century Corporation menginvestasikan dana sebesar 116 juta Dolar AS untuk 20 persen saham di OVO. Kemudian, perusahaan transportasi Grab juga berinvestasi di OVO dan pada tahun 2019, platform e-commerce dari Indonesia, Tokopedia, ikut berinvestasi di OVO.

Perubahan besar terjadi pada Oktober 2021, ketika Grab meningkatkan kepemilikannya di OVO. Grab dan sejumlah investor lokal membeli saham OVO dari Tokopedia dan Lippo Group. Kepemilikan Grab dilaporkan sebesar 79,5 persen dengan sisanya dimiliki oleh investor lokal. Pada tahun 2023, Grab dikabarkan telah memiliki 90 persen saham OVO, menjadikannya pemilik mayoritas.

Sebagai platform pembayaran digital, OVO telah berkembang pesat dan pada September 2023, dilaporkan telah tersedia di 600 kota dan kabupaten di Indonesia dengan total pengguna penjual sebesar 1,5 juta penjual. Layanan OVO tidak hanya terbatas pada pembayaran digital, tetapi juga telah merambah ke layanan finansial lainnya seperti pinjaman, investasi, dan asuransi.

Layanan pinjaman OVO dihadirkan melalui Taralite, salah satu layanan P2P yang diakuisisi OVO pada tahun 2019. Di akhir tahun 2020, OVO meluncurkan layanan OVO | Proteksi yang menghadirkan produk-produk asuransi di aplikasi OVO melalui kolaborasi dengan berbagai mitra. Selanjutnya, pada awal tahun 2021, OVO meluncurkan layanan OVO | Invest yang berfokus pada produk investasi.

Kepemilikan mayoritas oleh Grab telah membawa OVO ke arah yang lebih terintegrasi dengan ekosistem Grab, yang mencakup transportasi, pengiriman makanan, dan layanan lainnya. Ini memungkinkan OVO untuk memperluas jangkauannya dan meningkatkan layanan kepada penggunanya.

Dengan kepemilikan mayoritas oleh Grab, OVO kini menjadi bagian dari visi Grab untuk menjadi pemimpin di pasar fintech Asia Tenggara. Grab, yang telah menjadi unicorn di bidang teknologi, kini melalui OVO, berupaya untuk memperkuat posisinya di industri pembayaran digital dan layanan finansial di Indonesia.

Kepemilikan mayoritas oleh Grab juga membuka peluang bagi OVO untuk berkolaborasi dengan lebih banyak mitra dan memperluas layanan keuangan digitalnya. Ini termasuk potensi untuk mengintegrasikan layanan OVO dengan platform lain yang dimiliki atau dioperasikan oleh Grab, menciptakan sinergi yang lebih besar dalam ekosistem digital.

Perubahan kepemilikan ini juga menandai pergeseran strategis bagi Lippo Group, yang sebelumnya merupakan pemilik utama OVO. Dengan penjualan sahamnya kepada Grab dan investor lokal, Lippo Group telah memilih untuk mengalihkan fokusnya ke inisiatif lain dalam portofolio bisnisnya.

Kepemilikan mayoritas oleh Grab di OVO menunjukkan kepercayaan yang besar dari Grab terhadap potensi pasar Indonesia. Ini juga mencerminkan tren yang berkembang di mana perusahaan teknologi besar berinvestasi secara signifikan di startup fintech untuk memperluas jangkauan dan layanan mereka.

Sebagai pemilik mayoritas, Grab memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan arah strategis OVO. Ini termasuk keputusan tentang ekspansi layanan, pengembangan produk, dan inisiatif pertumbuhan. Dengan dukungan dari Grab, OVO diharapkan dapat terus berkembang dan berinovasi dalam menyediakan solusi pembayaran dan keuangan yang efisien bagi masyarakat Indonesia.

Kepemilikan mayoritas oleh Grab juga menempatkan OVO dalam posisi yang lebih kuat untuk bersaing di pasar fintech yang sangat kompetitif di Indonesia. Dengan dukungan finansial dan strategis dari Grab, OVO dapat menghadapi persaingan dari layanan dompet elektronik lainnya dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar.

Kesimpulannya, kepemilikan mayoritas oleh Grab di OVO merupakan langkah penting dalam evolusi OVO sebagai platform pembayaran digital dan layanan finansial di Indonesia. Dengan dukungan dari Grab, OVO diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi ekonomi digital Indonesia.

[Penutup artikel]

Artikel ini telah memberikan gambaran tentang kepemilikan mayoritas Grab di OVO, serta implikasi dan potensi yang ditimbulkannya. Dengan kepemilikan ini, OVO diharapkan dapat terus berinovasi dan memberikan layanan yang lebih baik kepada penggunanya, sekaligus memperkuat posisi Grab di pasar fintech Asia Tenggara..

Bagikan:

[addtoany]

Tags:

Tinggalkan komentar